Rabu, 03 April 2013

PERLU BAURAN KEBIJAKAN

Menteri keuangan Agus DW Martowardojo menjawab pertanyaan wartawan, di Jakarta, Selasa (2/4), menyatakan prihatin dengan inflasi yang cenderung tinggi selama Januari-Maret. Meski inflasi inti masih dalam batas wajar, tren inflasi yang tinggi tersebut harus bisa diatasi. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, inflasi Maret sebesar 0,63 persen dibandingkan Februari, penyumbang utama inflasi Maret adalah lonjakan harga bawang merah, bawang putih, cabai rawit, dan jeruk.

Meroketnya harga sejumlah produk hortikultura sebagai penyumbang utama inflasi Maret, kata Agus, harus segera disikapi. “Kondisi inflasi cenderung tinggi pasti harus disikapi dengan bauran kebijakan moneter dan didukung oleh kebijakan fiskal dan kebijakan disektor riil yang harmonis. Tidak bisa diselesaikan di satu sisi saja,”kata Agus.

Secara terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Muhammad Chatib Basri menyatakan, tingginya inflasi Januari-Maret menjadi perhatian investor. “Bagi investor, dampak terbesar dari naiknya inflasi adalah adanya kemungkinan rupiah melemah sehingga return mereka lebih kecil. Ini yang membuat mereka ragu,” kata Chatib.

Kekhawatiran investor bahwa inflasi bakal tinggi, menurut Chatib, tercermin pada imbal hasil surat utang negara (SUN) yang dikeluarkan Kementerian Keuangan. Selama dua bulan terakhir, imbal hasil naik di atas 60 basis poin. Bagi pemerintah, tingginya inflasi menyebabkan harga SUN menjadi lebih murah sehingga pemerintah harus membayar utang dengan nilai yang lebih mahal.

“Stabilitas ekonomi makro harus dijaga supaya investasi tetap bisa masukkarena terus terang sekarang ini sumber pertumbuhan ekonomi hanya dua, yakni konsmsi rumah tangga dan investasi karena ekspor masih lamban dan pengeluaran pemerintah masih tumbuh negatif,” kata Chatib. (LAS)

Sumber : Kompas. Rabu, 3 April 2013 
Baca Selengkapnya...